Sabtu, 23 Mei 2015

Yesus teladanku



Secara tidak sengaja, saya mendengar perbincangan sekelompok anak-anak muda yang baru selai berlatih musik. “Kamu ikut doa bersama dong nanti hari selasa, “ kata seorang pemuda. “Kamu juga jarang ikut, bagaimana kamu mau suruh saya ikut! “ jawab pemuda yang diakjak. Cerita lain dari teman saya perempuan namun jarang ke gereja. Waktu itu saya mengajaknya untuk ikut persekutuan yang diadakan setiap hari minggu. Tetapi dia menjawab, “ tetangga saya ada hamba Tuhan loh, tapi tidak selamanya kegereja. Mungkin kalau ada undangan atau tugas saja baru kegereja. “  Ini hanya sebagai contoh yang mewakili kecenderungan banyak orang Kristen saat ini. Kita sering menggeser Yesus sebagai teladan tertinggi yang harus kita ikuti, dan menggantikanNya dengan seseorang yang menurut kita bisa menjadi teladan yang baik, padahal mereka juga manusia biasa yang penuh kekurangan. Kalu mau bertumbuh di dalam kerohanian, perhatikanlah hal-hal berikut:

          Pertama, jangan jadikan manusia sebagai patokan untuk pertumbuhan kerohanian kita. Memang benar bahwa ada kebiasaan yang baik dari sesama yang patut kita teladani. Contonya, dalam hal kesabaran, kerajinannya berdoa atau kerendahan hatinya. Tetapi namnya manusia tida ada yang sempurna. Kalu kita menjadikan manusia sebagai patokan, maka kita sudah merendahkan standar Allah yang tinggi untuk kehidupan kerohanian kita. Pendeta tidak ada yang sempurna, kakak rohani ataupun orang tua kita juga tidak ada yang sempurna. Mereka bisa jatuh dalam dosa, bisa malas di dalam berdoa atau tergoda untuk tidak berangkat ke gereja pada hari Minggu. Kalau kita melihat orang yang kita anggap lebih rohani melakukan dosa atau sesuatu yang menurut kita melanggar hukum Tuhan, bukan berarti bahwa kita pun boleh mengikuti kebiasaan mereka yang tidak benar. Jadikanlah Yesus sebagai teladan tertinggi, maka setiap hari kita akan berusaha menjadi sama seperti Dia. Ada tertulis didalam Alkitab Yohanes 13:15, “ Sebab aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

          Kedua, berusahalah agar semakin hari kita semakin berkenan kepada Tuhan. Tidak sedikit orang percaya yang kehidupan kerohaniannya bukannya semakin maju, tetapi semakin terpengaruh dengan kebiasaan buruk orang-orang disekitarnya. Kalu dulu ia rajin berdoa, raji baca firman dan bersekutu dengan Tuhan, tetapi karena melihat orang percaya lainnya tidak terlalu rajin, mak ia pun mulai lemah. Lingkungan dimana kita tinggal dn bekerja tidak selalu mendukung perkembangan kerohanian kita. Tapi, janganlah biarkan kebiasaan orang-orang disekitar kita membuat kita kompromi sehingga kerohanian kita menjadi mundur.

Peliharalah hati, pikiran serta tingkah lakumu, dan mampukanlahkamu  untuk menjaga kehidupan kerohanianmu agar tetap maju di dalam Tuhan.

Tuhan Yesus Meberkati.. ^_^