Secara tidak sengaja,
saya mendengar perbincangan sekelompok anak-anak muda yang baru selai berlatih
musik. “Kamu ikut doa bersama dong nanti
hari selasa, “ kata seorang pemuda. “Kamu
juga jarang ikut, bagaimana kamu mau suruh saya ikut! “ jawab pemuda yang
diakjak. Cerita lain dari teman saya perempuan namun jarang ke gereja. Waktu
itu saya mengajaknya untuk ikut persekutuan yang diadakan setiap hari minggu.
Tetapi dia menjawab, “ tetangga saya ada
hamba Tuhan loh, tapi tidak selamanya kegereja. Mungkin kalau ada undangan atau
tugas saja baru kegereja. “ Ini
hanya sebagai contoh yang mewakili kecenderungan banyak orang Kristen saat ini.
Kita sering menggeser Yesus sebagai teladan tertinggi yang harus kita ikuti,
dan menggantikanNya dengan seseorang yang menurut kita bisa menjadi teladan
yang baik, padahal mereka juga manusia biasa yang penuh kekurangan. Kalu mau
bertumbuh di dalam kerohanian, perhatikanlah hal-hal berikut:
Pertama, jangan jadikan manusia sebagai
patokan untuk pertumbuhan kerohanian kita. Memang benar bahwa ada
kebiasaan yang baik dari sesama yang patut kita teladani. Contonya, dalam hal
kesabaran, kerajinannya berdoa atau kerendahan hatinya. Tetapi namnya manusia tida
ada yang sempurna. Kalu kita menjadikan manusia sebagai patokan, maka kita
sudah merendahkan standar Allah yang tinggi untuk kehidupan kerohanian kita.
Pendeta tidak ada yang sempurna, kakak rohani ataupun orang tua kita juga tidak
ada yang sempurna. Mereka bisa jatuh dalam dosa, bisa malas di dalam berdoa
atau tergoda untuk tidak berangkat ke gereja pada hari Minggu. Kalau kita
melihat orang yang kita anggap lebih rohani melakukan dosa atau sesuatu yang
menurut kita melanggar hukum Tuhan, bukan berarti bahwa kita pun boleh
mengikuti kebiasaan mereka yang tidak benar. Jadikanlah Yesus sebagai teladan
tertinggi, maka setiap hari kita akan berusaha menjadi sama seperti Dia. Ada
tertulis didalam Alkitab Yohanes 13:15, “ Sebab aku telah memberikan
suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah
Kuperbuat kepadamu.”
Kedua,
berusahalah agar semakin hari kita semakin berkenan kepada Tuhan. Tidak
sedikit orang percaya yang kehidupan kerohaniannya bukannya semakin maju,
tetapi semakin terpengaruh dengan kebiasaan buruk orang-orang disekitarnya.
Kalu dulu ia rajin berdoa, raji baca firman dan bersekutu dengan Tuhan, tetapi
karena melihat orang percaya lainnya tidak terlalu rajin, mak ia pun mulai
lemah. Lingkungan dimana kita tinggal dn bekerja tidak selalu mendukung
perkembangan kerohanian kita. Tapi, janganlah biarkan kebiasaan orang-orang
disekitar kita membuat kita kompromi sehingga kerohanian kita menjadi mundur.
Peliharalah hati,
pikiran serta tingkah lakumu, dan mampukanlahkamu untuk menjaga kehidupan kerohanianmu agar
tetap maju di dalam Tuhan.
Tuhan Yesus Meberkati..
^_^